Abdullah Al-Anshari

Abdullah Al-Anshari

Marilah kita membaca “Bismillahirrahmanirrahim” sebelum melanjutkan menulis ataupun membaca (untuk para pembaca) tulisan ini,

Ada yang ingat kisah sahabat yang satu ini??

Ya, sahabat ini adalah seorang mujahid yang memiliki kisah yang sangat menarik pada perang uhud. Dimana Rasulullah bercerita kepada anak Abdullah Al-Anshari, yaitu Jabir, mengenai kisah percakapan ayahnya dengan Allah.

Rasulullah SAW bersabda kepada Jabir : “Wahai Jabir, tahukah kamu bagaimana Allah memperlakukan ayahmu?”

ini sebuah pertanyaan yang membuat hati penasaran yang diselimuti dengan perasaan gembira, sekaligus sebuah pernyataan yang menyiratkan kabar gembira..

selanjutnya Jabir RA menjawab : “Demi Allah, saya tidak tahu, wahai Rasulullah.”

Maka Rasulullah SAW bersabda : “Demi Dzat yang jiwaku di dalam genggaman-Nya, sungguh Allah telah mengajaknya berbicara tanpa ada penerjemah.”

Allah SWT berfirman, “wahai hamba-Ku, berharaplah kamu.”

Maka dia (Abdullah bin Amr Al-Anshari) berkata, “Wahai Rabbku, saya berharap agar Engkau mengembalikanku ke dunia lalu saya terbunuh lagi untuk kedua kalinya.”

Allah SWT berfirman, “sesungguhnya Aku telah membuat ketentuan kepada diri-Ku bahwa mereka (orang-orang yang sudah meninggal dunia) tidak akan dikembalikan kepadanya (dunia), maka berharaplah (yang lain).”

Dia berkata, “Saya mengharapkan supaya Engkau ridho terhadapku, karena Aku telah ridho terhadap ketentuan-Mu”(HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Hakim).

Sungguh luar biasa, Subhanallah, Subhanallah, Subhanallah, Percakapan yang luar biasa antara seorang hamba dengan kejujuran perasaan cintanya kepada Sang Khalik. Percakapan yang sangat langka sekali. Sungguh Allah SWT telah memillih Sahabat Abdullah bin Amr Al-Anshari, sebagai contoh, sebagai pelajaran, sebagai penyemangat, sebagai penggelora hati, dalah suatu kisah seorang mujahid yang begitu jujur menyatakan kecintaan dan keinganannya akan kesyahidan yang hanya dinanti-nanti oleh orang-orang yang telah dipilih oleh Allah SWT.

Percakapan ini menyiratkan kepada kita tentang betapa nikmatnya syahid tersebut, tentang begitu di indahnya berjihad di jalan Allah, tentang kerinduan akan syahid, sehingga membuat orang yang telah merasakan masih ingin merasakannya lagi, masih ingin menikmati dan dan mengarungi perjuangannya yang begitu nikmat dan indah. Allahu Akbar.

Dan saat yang dimintakan itu tidak penuhi, maka permintaan yang kedua, adalah suatu harapan yang mencukupi semuanya, yaitu ridho Allah SWT, karena dengan ridho Allah SWT, kita bisa memasuki surga-Nya dan bertemu dengan-Nya. Dan bahwa segala sesuatu yang terjadi itu semua hanya karena ridho Allah SWT.

Ya Allah jadikanllah hamba dan orang yang membaca tulisan ini termasuk hamba-Mu yang Engkau karunia hidup mulia dan mati syahid, ya Allah karuniakanlah kami khusnul khatimah, aamin ya Allah.

Oia, mungkin menjadi pertanyaan mengapa Allah SWT tiba-tiba memulai percakapannya dengan pertanyaan apa yang diharapakan. Hal ini berawal dari do’a yang yang dipanjatkan oleh Abdullah Al-Anshari, saat Beliau ke medan perang uhud, dimana beliau telah memakai kain kafan seraya menghadap ke langit dan berdo’a :

“Ya Allah, ambillah darahku pada hari ini, sehingga Engkau ridho kepadaku. Ya Allah, sesungguhnya aku sangat ingin berjumpa dengan-Mu, maka janganlah Engkau tolak perjumpaanku dengan-Mu pada hari ini.”

Allah SWT Maha Mengetahui kejujuran dan keikhlasan hamba-Nya, maka pagi itu juga Allah mengabulkan kesyahidannya.

Subhanallah, Allahu Akbar. Sahabat, apakah kita pernah berdo’a seperti do’anya Abdullah Al-Anshari? Atau yang mirip-mirip dengan do’a tersebut? Sungguh karunia yang luar biasa, tidak ada kata terlambat untuk berdo’a.

Sahabat, mari kita perkuat keimanan kita, ketakwaan kita, dengan amal harian kita, dengan menuntut ilmu sebanyak-banyaknya, dengan beribadah sekhusyu’-khusu’nya, dan tentu saja berdo’a seyakin-yakinnya. Karena Allah SWT telah bersabda :

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang bedo’a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”(Al-Baqarah:186).

Wallahu’alam.

About fadylah

Berusaha untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Berjuang untuk mewujudkan mimpi dan harapan di kampung akhirat yang kekal. Bertemu Rasululah, berkumpul bersama keluarga dan sahabat di Jannah-Nya, aamiin. Lihat semua pos milik fadylah

1 responses to “Abdullah Al-Anshari

Tinggalkan komentar